ok kali ini agil akan menyampaikan informasi tentang sejarah PSPS,saya memposting artikel ini didasari karena karena saya sangat mengagumi PSPS.. ok langsung aja tanpa panjang lebar !!
check it out!!
Tidak gampang untuk mengangkat perserikatan Pekanbaru untuk menjadi bond perserikatan yang disegani di Kancah sepakbola nasional. Selama 44 Tahun hingga melangkah ke Divisi Utama PSSI tahun 1999. PSPS selalu menghitung hari dan menebar harapan.
Berkat keberhasilan itu Iskandar Husin mendapat pujian masyarakat pecinta bola Pekanbaru. Lalu semakin besarlah harapan dibebankan dipundaknya untuk membawa PSPS ke jenjang paling bergengsi yaitu Divisi Utama PSSI, namun upaya ini dua kali gagal. Di Liga Indonesia II (LIGINA II) PSPS hanya bisa bertahan tidak terdegradasi, di Liga Indonesia III (LIGINA III) PSPS berhasil masuk 10 besar. Hanya angan-angan dan impian Iskandar Husin untuk mengangkat PSPS ke Divisi Utama tidak kesampaian, hingga akhirnya Iskandar Husin yang pernah membawa Persiraja ke Divisi Utama PSSI pindah tugas ke Kalimantan Barat.
SANG JUARA DIVISI I
Era kebangaan itu akhirnya datang juga. Setelah berkutat di di Divisi II Wilayah Riau, Divisi II PSSI, dan Divisi I PSSI, jalan panjang itu mulai menampakkan titik terangnya. Pergantian kpengurusan dari Iskandar Husin ke Tengku Lukman Jafaar pada tahun 1997/1998 membuat PSPS bergairah kembali.
Didukung staf yang memiliki kemampuan untuk memanage organisasi,didukung semangat yang bergelora dari semua pengurus terutama peran besar dari Syali Duyun Tanjung (Alm) yang menjabat sebagai Ketua Harian PSPS.
Dengan merangkul pengusaha muda Riau, Arsadianto Rahman (Anto Rahman) sebagai manajer PSPS di LIGINA IV, PSPS mulai mendatangkan pemain yang berkualitas untuk mengangkat prestasi sekaligus memotivasi pemain muda. Sayangnya gelora Divisi Utama sempat terhenti satu tahun karena LIGA INDONESIA IV dihentikan ditengah jalan karena pertukaran pemimpin di Tanah AIr.
Semangat itu terus muncul hingga akhirnya di Liga Indonesia v pada tahun 1998/1999 kembali diputar. PSPS melakukan persiapan yang benar-benar matang PSPS merekrut pelatih Nasional Sofyan Hadi serta mengontrak dua pemain asing yaitu Mourmada Marco dan Essama Raymond, keduanya menjadi idola baru publik Pekanbaru. Disamping itu PSPS juga memboyong 10 pemain terbaik di tanah jawa untuk bermain di Pekanbaru,makam muncullah nama Hasyim, Khairul Minan, Kamarudin Betay. Masuknya pemain luar daerah ini justru memberi dampak postitif bagi PSPS, karena dengan kehadiran mereka,pemain lokal PSPS kembali bergairah untuk bersaing, maka muncullah pahlawan baru seperti Miskardi, Tharjaki Lubis, Agus Rianto.\
berikut ini the_jok akan memberikan Beberapa Photo Pemain PSPS PEKANBARU dari masa ke masa (dihimpun dari berbagai sumber)
Baca Selanjutnya>>>>>
check it out!!
Tidak gampang untuk mengangkat perserikatan Pekanbaru untuk menjadi bond perserikatan yang disegani di Kancah sepakbola nasional. Selama 44 Tahun hingga melangkah ke Divisi Utama PSSI tahun 1999. PSPS selalu menghitung hari dan menebar harapan.
Mulai dari periode kepengurusan pertama yang dipimpin mantan Kepala PLN PEKANBARU,Yubahar. Saat itu langkah PSPS hanyalah sebuah perserikatan kecil yang hanya didukung lima klub anggota yang terdiri dari PS IPP (Ikatan Pemuda Pekanbaru), PS PELAYARAN, PS CALTEX, PS PU (Pekerjaan Umum) dan PS Elektra (PLN).
Meski begitu diawal berdirinya, PSPS sudah menjadi bond yang sejajar dengan perserikatan lain yang ada di Sumatra,yang memiliki aset berupa pemain nasional. Tahun 1961 PSPS juga pernah ikut PON di Bandung maka tersebutlah beberapa pemain seperti jayusman, Thamrin manaf dan Hamid. Saat itu kondisi pendidikandan sepakbola berbeda dengan kondisi sekarang. dr Thamrin manaf yang dipanggil ke Timnas,tidak bisa bergabung karena tidak mendapat izin dari Sekolah dan Tempat ia bekerja. Meski begitu jatah Riau diisi oleh Hamid yang saat itu menjadi kiper nasional. hamid kala itu sangat diidolakan masyarakat Pekanbaru, Hamid memperkuat Timnas Indonesia di Pyongyang Korea Utara tahun 1963 dibawah pelatih EA Mangindaan.
Besarnya potensi sepakbola di Pekanbaru saat itu pulalah yang kemudian menggiring Gubernur Riau Kaharudin Nasution untuk mendirikan sebuah Stadion yang diberi nama Stadion Dwikora pada tahun 1963. Meski terbuat dari kayu ,stadion ini menjadi pusat olahraga pertama di Pekanbaru. Pemain PSPS lain yang juga sempat terdaftar sebagai Pemain Tim nasional adalah Jayusman, Jayusman adalah pegawai Kantor Pajak, Tetapi sayang Gelandang Tangguh PSPS ini gagal memperkuat Tim nas yang rencana akan tampil di Aljazair, saat itu Aljazair ada pergolakan.
Era dukungan dan gairah dari masyarakat Pekanbaru tidak berlanjut, era Hamid,Thamrin Manaf, Jayusman hanya menghasilkan kenangan yang indah untuk dikenang. Kepengurusan demi kepengurusan pun mulai berganti,tercatat beberapa nama sempat menjadi Ketua Umum PSPS PEKANBARU diantaranya Farouq Alwi yang saat itu menjadi Walikota Pekanbaru, hingga tradisi Ketua Umum PSPS dijabat oleh walikota Pekanbaru.
Pada tahun 1972 pusat pelatihan pemain PSPS yaitu Stadion Dwikora mengalami kebakaran, dan bangunan utama dari Stadion tersebut mengalami kebakaran hebat sehingga tidak dapat digunakan kembali. Stadion yang telah menjadi pusat pembibitan pemain PSPS PEKANBARU ini sempat terbengkalai selama 6 tahun dan hanya menjadi lapangan ilalang. Hingga akhirnya dibangun kembali oleh PT. CPI dan diresmikan oleh Gubernur Riau Arifin Achmad pada tanggal 13 Maret 1977 dengan kapasitas penonton 3500 orang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1980 Stadion ini berganti nama menjadi Stadion Hang Tuah dan pengantian namanya diresmikan oleh Menpora Abdul Gafur.
Setelah Stadion kembali ada, PSPS mulai aktif kembali, dan PSPS kembali mampu menggairahkan pemain mudanya untuk memacu prestasi,maka lahirlah pemain seperti Sugiarto yang pernah mengikuti seleksi PSSI Pra Olimpiade tahun 1975. Sejumlah nama juga hadir,hingga sekarang namanya masih disebut kehebantannya antara lain Mahmud (mewakili Sumbagut ke PON di Makassar), nantan Ibrahim, Nazwar Nurdin, Majid, Margono dan Ujang Jufri.
Usaha PSPS PEKANBARU untuk tampil di kompetisi elite nasional pernah hampir berhasil pada Tahun 1984. kala itu kompetisi terbagi antar Perserikatan dan Galatama. PSPS sebagai klub perserikatan tergabung dalam zona Sumbagut dan berhasil mewakili SUmatra mengikuti abbak play off di Cimahi, Jawa Barat untuk ke Divisi Utama. Sayangnya pada salah satu pertandingan melawan Tim Jawa, PSPS kalah. PSPS mengalami kelelahan karena sebagianbesar pemain PSPS berasal dari PS UNRI yang pada saat bersamaan juga sedang melakukan turnamen di Bandung, sehingga harus pulang pergi Bandung-Cimahi. Saat itu Peluang PSPS untuk lolos sangat besar sebab diperkuat sejumlah pemain nasional yang juga mereka semua adalah pemain handalan PS BPD RIAU (BANK RIAU KEPRI saat ini) diantaranya Ricky Darman, Dino Kardinal, Edu Mukhnim Sutanto Ongso"Aseng". Saat itu PS BPD merupakan salah satu klub elite yang tidak terkalahkan di Pekanbaru,berkat kepedulian Direktur Utama BPD Riau Syafii Yusuf yang saat itu juga menjadi Manajer PSPS PEKANBARU. Syafii Yusuf dinilai sebagai orang yang mempelopori masuknya pemain dari luar Riau ke Pekanbaru terutama dari Padang dan Medan.
Hingga akhirnya pada tahun 1994,jabatan kepengurusan PSPS dipimpin Iskandar Husin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Transmigrasi Riau. iskandar Husin juga sukses mempromosikan Persiraja Banda Aceh ke Divisi Utama PSSI, ia berusaha untuk mengembalikan bond perserikatan ini menjadi kebanggaan masyarakat Pekanbaru dan Riau.
Iskandar Husin mendatangkan pemain baru, dibawah pelatih kepala AMrustian, mulailah PSPS PEKANBARU merintis jalan di Divisi Dua menuju Divis Satu PSSI. Dan perjuangan itu akhirnya berhasil, pada Liga Indonesia tahun 1994/1995. Sejak saat itu PSPS bercokol di Divisi Satu PSSI.
Tahun 1995/1996 PSPS berhasil meraih juara dua Piala Menpora di Bogor serta juga lolos ke PON yang sebelumnya harus melewati seleksi tingkat regional.
MENAPAK DIVISI SATU PSSI
Pada tahun 1993/1994 dibawah kepemimpinan Ketua Umum yang Baru Ir. H. Iskandar Husin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Transmigrasi Riau,maka target target untuk menapak kompetisi yang lebih ketat di Divisi Satu mulai dirintis.
Ditahun 1994/1995 PSPS berhasil menapakkan kaki di Divisi Satu dibawah bimbingan pelatih Amrustian.
SANG JUARA DIVISI I
Era kebangaan itu akhirnya datang juga. Setelah berkutat di di Divisi II Wilayah Riau, Divisi II PSSI, dan Divisi I PSSI, jalan panjang itu mulai menampakkan titik terangnya. Pergantian kpengurusan dari Iskandar Husin ke Tengku Lukman Jafaar pada tahun 1997/1998 membuat PSPS bergairah kembali.
Didukung staf yang memiliki kemampuan untuk memanage organisasi,didukung semangat yang bergelora dari semua pengurus terutama peran besar dari Syali Duyun Tanjung (Alm) yang menjabat sebagai Ketua Harian PSPS.
Dengan merangkul pengusaha muda Riau, Arsadianto Rahman (Anto Rahman) sebagai manajer PSPS di LIGINA IV, PSPS mulai mendatangkan pemain yang berkualitas untuk mengangkat prestasi sekaligus memotivasi pemain muda. Sayangnya gelora Divisi Utama sempat terhenti satu tahun karena LIGA INDONESIA IV dihentikan ditengah jalan karena pertukaran pemimpin di Tanah AIr.
Semangat itu terus muncul hingga akhirnya di Liga Indonesia v pada tahun 1998/1999 kembali diputar. PSPS melakukan persiapan yang benar-benar matang PSPS merekrut pelatih Nasional Sofyan Hadi serta mengontrak dua pemain asing yaitu Mourmada Marco dan Essama Raymond, keduanya menjadi idola baru publik Pekanbaru. Disamping itu PSPS juga memboyong 10 pemain terbaik di tanah jawa untuk bermain di Pekanbaru,makam muncullah nama Hasyim, Khairul Minan, Kamarudin Betay. Masuknya pemain luar daerah ini justru memberi dampak postitif bagi PSPS, karena dengan kehadiran mereka,pemain lokal PSPS kembali bergairah untuk bersaing, maka muncullah pahlawan baru seperti Miskardi, Tharjaki Lubis, Agus Rianto.\
berikut ini the_jok akan memberikan Beberapa Photo Pemain PSPS PEKANBARU dari masa ke masa (dihimpun dari berbagai sumber)