"Penyebab utama kepunahan adalah deforestasi hutan dan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian," ujar Direktur Program Species WWF Global, Carlos Drews, Selasa (24/1), seperti dilansir Reuters.
Drews mengatakan, perusakan hutan secara terus menerus di wilayah Sumatera bisa membawa Gajah Sumatera bernasib nahas seperti Harimau Jawa, Badak Jawa, dan Orang Utan. Ketiga hewan tersebut saat sudah dinyatakan nyaris punah.
Dia menambahkan saat ini lembaga konservasi alam internasional, telah meningkatkan meningkatkan status populasi Gajah Sumatera dari "terancam" punah menjadi "sangat terancam" punah. “Manusia telah merusak habitat hutan Gajah Sumatera untuk dijadikan tempat pemukiman dan pertanian,” kata Drews.
Drews menuturkanseluruh pihak, khususnya pemegang kebijakan harus mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan Gajah Sumatera dan hewan lain yang terancam punah. Caranya dengan melarang seluruh konversi hutan yang menjadi habitat hewan-hewan langka. Saat ini populasi Gajah Sumantera di alam liar hanya sekitar 2.400 sampai 2.800 ekor. Jumlah terus menurun hingga 50 persen sejak tahun 1985, yakni sekitar 5.000 ekor.