expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>
blogs

Kamis, 08 Desember 2011

PSSI Jangan Rampok Harga Diri Orang Papua!

13233444031601098699
“PSSI-Pemerintah-Freeport Sama-sama rampok Papua”
“Pengurus” Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI ) diminta untuk tidak merampok harga diri rakyat di Tanah Papua. Pernyataan suporter persipura yang berdemo di Jakarta ini membantah pernyataan mantan wakil presiden Jusuf Kalla sebelumnya yang mengatakan Jakarta tidak merampok Papua. Lempar kata ke Papua, harus hati-hati. Soalnya, orang Papua punya banyak kamus dan istilah yang sudah lama dipersiapkan untuk pada saatnya dikembalikan ke Jakarta.
Jakarta memang sudah membudayakan sikap yang pada akhirnya dikembalikan orang Papua. Namun, kali ini, pengembalian rampok itu dikelmbalikan orang Papua kepada mereka yang berkuasa di Jakarta, dalam masalah sepak bola. Perampokan harga diri orang Papua memang tak disangka-sangka sudah membudaya.
Melalui surat AFC tertanggal 2 Desember 2011 yang diterima wartawan pada 3 Desember, ditegaskan,  AFC memahami situasi   yang terjadi. Walau demikian, AFC mengkonfirmasi bahwa Persipura tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi tertinggi di daratan Asia tersebut. Surat AFC yang ditandatangani Sekjen AFC, Alex Soosay itu, merupakan jawaban surat  PSSI yang ditujukan kepada  Sekjen PSSI Tri Goestoro. Sebelumnya, PSSI mengirimkan surat tentang  konfirmasi keikutsertaan klub Indonesia di  LCA dan Piala AFC 2012, yakni Persipura dan Arema Indonesia.
Seakan tidak belajar dari masa lalunya yang bikin luka orang Papua, adalah PSSI mengulangi dalam kasus sepak bola. Persipura Jayapura, klub terbaik di Indonesia, diminta oleh pengurus PSSI untuk tidak ikut berlaga di liga asia. Memang keterlaluan. Lolosnya persipura ke LCA karena klub bertajuk mutiara hitam ini adalah pemenang liga Indonesia 2010-2011 silam. Liga Super yang dijuarai persipura adalah liga resmi. LSI disaat turnamen liga, PT.LI resmi dimeja PSSI maupun AFC. Kacuali kalau juara yang diraih Persipura itu datangnya dari kompetisi ilegal.
Protes dari rakyat Papua via pengurus persipura juga ditanggapi salah kaprah oleh pejabat istora senayan. Deputi Bidang Kompetisi PSSI Saleh Ismail Mukadar berkilah bahwa sebaiknya siapa pun yang berkepentingan dengan pencoretan Persipura, tanyakan saja langsung ke AFC. “Kalau benar apa yang dikatakan berita itu ( atas petujunjuk PSSI, Persipura dicoret ), saya akan pulang kampung dengan meninggalkan jabatan saya di PSSI,”. Saleh dengan alasan bahwa PSSI sudah berkali-kali datang ke Persipura meminta agar mereka bermain di Indonesian Premier League (IPL), kompetisi resmi PSSI, bukan di kompetisi LSI yang tidak lagi di bawah PSSI.
Hanya karena permintaan maen di LPI ditolak persipura, lalu PSSI mengajukan surat untuk gugurkan persipura dari LCA?.
Pertanyaan mendasar diataslah yang bikin orang Papua tuntut PSSI. “Perspura Laksana Cendrawasih, Jangan Patahkan Sayapnya Karena Ia Ingin Terbang Bertengger di Liga Champions Asia”, “Kembalikan Hak Persipura dan Hak Rakyat Papua”, “Dualisme Kompetisi Liga Bukti Bahwa Ketidakmampuan Djohar Arifin Memimpin PSSI”.
Tutur Presiden Ogut Persipura Mania (OPM) via antara ) “Kami menuntut PSSI untuk menjelaskan kenapa sampai Persipura tidak bisa turun di LCA. Persipura bertanding di luar negeri membawa nama Indonesia, bukan yang lain,” kata salah satu tokoh Papua, Chakino Rossiry di sela aksinya. Hingga saat ini mereka belum mengetahui apa alasan PSSI sehingga Persipura tidak bisa turun di level tertinggi Asia. Massa yang datang dari wilayah Jakarta akan terus menutut jawaban dari PSSI.
“Kenapa harus dicoret? Persipura kesalahannya dimana? Kami butuh penjelasan yang pasti. Tetapi pada kemana pengurus PSSI? Kantornya juga dikunci,” katanya. Mereka juga mendesak Djohar Arifin Husin, Bernhard Limbong, Sihar Sitorus, Saleh Mukadar, Usman Fakaubun dan Widjajanto untuk meminta maaf kepada rakyat Papua. Kedatangan pendukung persipura pun Para pengurus PSSI belum bisa dimintai komentar mengenai tuntutan para demonstran ini karena kantor PSSI pun terkunci.
Politik bermuka dua ( bicara manis tetapi praktek tidak ada ) yang diterapkan pemerintah terhadap Papua, menjadi acuan pengurus PSSI menyelesaikan polemik persipura. Jika saja Koalisi Perubahan untuk Papua ( kompas.com) menilai penyelesaian kisruh di Papua tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianggap hanya pintar berbicara, tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah di lapangan. Anggota Koalisi Perubahan untuk Papua, Abdul Rahim, mengatakan, selama ini Presiden atau ( bahkan PSSI sekalipun-pen), selalu menyatakan akan melakukan pendekatan tanpa kekerasan dan damai. Namun, dalam praktiknya, teror dan intimidasi selalu muncul di lapangan.
Persipura dicoret main di Liga Champion Asia sebagai bukti ancaman yang dilayangkan pengurus pusat PSSI terhadap persipura. Harga diri Papua kian dirampok. Kekayaan alam pun dirampok oleh negara-negara asing dengan menggunakan konstitusi Indonesia. Apa bedanya PSSI rampok hak persipura dengan perampokan sumber daya alam Papua?. Yah sama saja, alasan Jakarta merampok hanya karena mereka ( pusat ) punya kewenangan. Jangan rakus Papua kah!

Related Posts :