expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>
blogs

Kamis, 08 Desember 2011

Faktor Messi di Laga El Clasico

 
Banyak yang beranggapan Barcelona tanpa Messi tidak akan sementereng seperti sekarang. Itu betul dan tidak ada keraguan di dalamnya (kecuali yang anti dan buta sepakbola). Messi, yang memulai debut resminya di Barcelona pada 16 November 2003, atau tepat saat ia berusia 16 tahun dan 145 hari, adalah salah satu ikon Barcelona, selain Iniesta dan Xavi, tentunya. Ibarat kata, Messi adalah Barcelona dan Barcelona adalah Messi.
Tatkala orang mulai berpikir bahwa La Pulga (si Kutu) akan mengalami penurunan penampilan, ia justru menjawabnya dengan assist dan gol-gol indahnya. Sebelum musim dimulai ini saja, dia sudah mencetak tiga gol ke gawang Casillas (Piala Super Spanyol), dan dua gol ke gawang Napoli (Joan Gamper). Entah berapa gol yang akan dia cetak musim ini bersama Barcelona. Ibarat kata, Messi seperti Appolo 18 yang menerobos batas tertinggi yang sebelumnya dia capai. Dia adalah dewa sepak bola modern, The King of Dribbling sejagat raya. Tanpa Messi, sangat mungkin Madrid menjungkirkan Barca saat Piala Super Spanyol kemarin.
Selama tiga tahun terakhir, Messi telah menjadi mimpi “terburuk” Madrid dan para fans-nya. Di partai El Clasico, Messi sudah mencetak 13 gol, hanya selisih 2 gol dari pemuncak daftar,Raul Gonzales. Kecemasan terbesar Madrid adalah (juga) bahwa Messi baru berumur 24 tahun! Masa keemasan seorang pesepak bola adalah di antara umur 25-29 tahun. Messi sangat mungkin menjadi lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya. Mimpi buruk yang agaknya masih akan dialami Madrid dan para fans-nya. Ughh ….
Sang Bocah Ajaib telah “menyiksa” Mourinho bahkan sejak umurnya masih 18 tahun. Ketika itu Messi membuat Del Horno (Chelsea) mendapat kartu merah setelah melanggar Messi. Pertahanan Chelsea yang kala itu diarsiteki oleh Jose Mourinho porak poranda oleh ulah Messi. “Siksaan” Messi ternyata tidak hanya sampai di situ, bahkan kini berlanjut pada petualangan Mourinho di Real Madrid.
“The Special One” sepertinya belum juga menemukan formula yang pas untuk bisa menghentikan pergerakan Messi. Taktik dan strategi, hingga permainan menjurus kasar tidak juga bisa menghentikan langkah pria kelahiran Rosario, Argentina, 24 Juni 1987. Barca masih akan berada di atas Madrid selama Messi masih bertahan di Camp Nou, itulah kuncinya. Messi adalah “jimat” dan “tuah” Barcelona, tidak ada yang bisa menyangkal hal itu. Tahun ini Messi bahkan diprediksi bakal menjadi pemain terbaik dunia ketiga kali secara beruntun, versi FIFA Ballon d’Or.
13233275071162975220
Bagi Sang Entrenador Joseph Guardiola, memiliki talenta seperti Messi sangat penting untuk mengunci pertandingan-pertandingan penting dan ketat, seperti di Semi Final Liga Champion lalu, saat Messi mencetak dua gol kemenangan Barca di Bernabeu. Inilah hal yang tak bisa diakali Madrid dengan cara apapun, termasuk gelontoran triliunan rupiah untuk membeli pemain sekelas Ronaldo dan Kaka. Karena kenyataannya, tak satupun pemain di dunia ini yang kemampuannya mendekati “Sang Messiah”.
So, jangan lupa saksikan aksi-aksi Leo Messi di ajang El Clasico versi La Liga musim ini, Minggu (11/12) pukul 04.00 WIB, live @tivi BangOne. (Dikutip dari berbagai sumber). Visca Barca, Messi, dan kita semua.

Related Posts :