Kepada Rakyat Merdeka Online (Kamis, 10/11), anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura, Syarifuddin Sudding, menjelaskan mengapa SBY sampai emosional dan panik. Selama ini SBY selalu mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak tahu kebijakan Sri Mulyani terkait bailout Century. SBY seakan-akan lari dari tanggung jawab.
Namun belakangan, kata Sudding, ditemukan bukti baru bahwa ternyata SBY mengetahui persis kebijakan bailout Century. Bukti baru tersebut berupa tiga dokumen surat dengan tanggal 25 November 2008, 4 Februari 2009, dan 29 Agustus 2009. Dokumen tersebut merupakan laporan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sudding juga menegaskan bahwa pertemuan antara SBY dengan Sri Mulyani pada Selasa lalu (8/10) merupakan hal yang wajar. Tapi wajar pula bila ada pihak yang mencurigai pertemuan tersebut.
SBY, lanjut Sudding, mungkin sudah lupa dengan hasil sidang paripurna DPR terkait skandal yang merugikan uang negara sebesar Rp 6,7 triliun. Namun publik tetap mencatat bahwa skandal tersebut benar-benar pelanggaran. Dan salah satu pihak yang bertanngungjawab atas pelanggaran itu adalah Sri Mulyani.